STUDI ALTERNATIF ALAT PEMBERI ISYARAT LALU LINTAS PADA SIMPANG EMPAT JALAN UNTUNG SUROPATI – JALAN PANGLIMA POLIM – JALAN DR. SUTOMO KABUPATEN BOJONEGORO METODE PKJI 2023

Kota Bojonegoro merupakan salah satu kota industri, pariwisata dan pendidikan, tidak lepas dari pergerakan lalu lintas dalam bentuk arus keluar-masuk barang dan manusia. Untuk menghindari keterlambatan perjalanan akibat peningkatan arus lalu lintas perlu diimbangi dengan peningkatan pengaturan lalu lintas atau dalam Pedoman Konstruksi Jalan Indonesia (PKJI) Tahun 2023 menyebutnya Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL). Simpang Empat Jalan Untung Suropati – Jalan Panglima Polim – Jalan Dr Sutomo Kab. Bojonegoro memiliki intensitas transportasi yang cukup tinggi sehingga peran APILL sangat mempengaruhi dalam kenyamanan, keamanan, dan keselamatan pengguna transportasi. Berdasarkan pengamatan peneliti dan penyampaian masyarakat sekitar, bahwa kondisi salah satu pengaturan fase sinyal dari arah barat terdapat perbedaan selisih waktu nyala hijau dengan pengaturan fase sinyal dari arah timur, dan padatnya volume kendaraan pada jam-jam tertentu dari arah timur menuju ke arah barat menjadi penumpukan arus lalu lintas pada persimpangan yang menuju ke selatan sehingga mengakibatkan resiko terjadinya kecelakaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kinerja APILL pada Simpang Empat Jalan Untung Suropati – Jalan Panglima Polim – Jalan Dr Sutomo Kab. Bojonegoro, yang kemudian memberikan alternatif desain fase sinyal sebagai perbandingan efektivitas kinerja simpang APILL. Hasil dari analisis Kinerja APILL Fase existing Arus Lalu Lintas (q) 0 SMP/Jam Pendekat Utara, 632 SMP/Jam Pendekat Timur, 746 SMP/Jam Pendekat Barat, 791 SMP/Jam Pendekat Selatan dan dengan kondisi Derajat Kejenuhan (DJ) 0 Pendekat Utara, 0,710 Pendekat Timur, 0,515 Pendekat Barat, 0,923 Pendekat Selatan dan dengan kondisi Kapasitas (C) 0 SMP.Jam Pendekat Utara, 891 SMP.Jam Pendekat Timur, 1449 SMP.Jam Pendekat Barat, 532 SMP.Jam Pendekat Selatan dan 141,3 SMP.Detik Rata-rata Total Tundaan. sehingga dengan kondisi tersebut perlu pertimbangan desain fase baru dengan hasil perhitungan alternatif 3 Fase Belok Kiri Jalan Terus (BKiJT) mendapatkan nilai (Dj) pada tiap pendekat <0,85 (kondisi aman), (PA) 0 m Pendekat Utara, 70 m Pendekat Timur, 98 m Pendekat Barat, 62 m Pendekat Selatan, (C) 0 SMP.Jam Pendekat Utara, 891 SMP.Jam Pendekat Timur, 1449 SMP.Jam Pendekat Barat, 532 SMP.Jam Pendekat Selatan dan 141,3 SMP.Detik Rata-rata Total Tundaan dan perhitungan alternatif 3 Fase mendapatkan nilai (Dj) pada pendekat selatan > 0,85 (kondisi kurang aman), (PA) 0 m Pendekat Utara, 47 m Pendekat Timur, 67 m Pendekat Barat, 366 m Pendekat Selatan, (C) 40 SMP.Jam Pendekat Utara, 906 SMP.Detik Pendekat Timur, 1045 SMP.Detik Pendekat Barat, 566 SMP.Jam Pendekat Selatan dan 98,3 SMP.Detik Rata-rata Total Tundaan.