ANALISIS KOMPARASI HASIL TEKANAN SOFTWARE EPANET 2.2 DENGAN HYDROTEST JARINGAN DISTRIBUSI UTAMA AIR BERSIH (Studi Kasus: Jaringan Distribusi Utama Air Bersih Desa Wedoro – Alasgung, Kecamatan Sugihwaras, Kabupaten Bojonegoro STA 0 + 000 – STA 4 + 900)

Ketersediaan air bersih yang memadai, baik kuantitas maupun kualitas, adalah kebutuhan mendasar untuk mendukung kesehatan manusia. Jaringan distribusi air bersih memainkan peran krusial dalam mengantarkan air dari sumber ke konsumen, dengan mempertimbangkan aspek teknis dan ekonomis. Akan tetapi, masalah seperti kehilangan tekanan, kebocoran, dan ketidakseimbangan aliran seringkali muncul. Oleh karena itu, analisis efisiensi jaringan distribusi utama air bersih menjadi penting. Penelitian ini bertujuan menganalisis tekanan air pada jaringan distribusi utama di Desa Wedoro - Alasgung, Kecamatan Sugihwaras, Kabupaten Bojonegoro. Analisis dilakukan dengan membandingkan hasil simulasi menggunakan software EPANET 2.2 dengan hasil pengujian lapangan melalui metode Hydrotest. EPANET 2.2 digunakan untuk simulasi hidrolik dan kualitas air dalam sistem perpipaan bertekanan, sementara Hydrotest digunakan untuk menguji tekanan fisik pada jaringan, mendeteksi kebocoran, dan memastikan ketahanan sistem.Hasil penelitian menunjukkan perbedaan tekanan antara simulasi EPANET 2.2 (4.88 - 10.24 meter) dan pengujian Hydrotest (12.15 - 13.00 meter). Selisih tekanan bervariasi, dengan perbedaan terbesar pada Junc J7 (7.77 meter) dan terkecil pada Junc J66 (2.41 meter). Perbedaan ini dapat disebabkan oleh faktor seperti kehilangan tekanan akibat kebocoran kecil, kondisi material pipa, dan perbedaan asumsi parameter input pada software EPANET 2.2. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar validasi model hidraulik dan optimalisasi desain jaringan distribusi air bersih agar lebih efisien dan andal. Dengan memahami kesenjangan antara simulasi dan kondisi lapangan, pengelolaan sistem distribusi air dapat ditingkatkan untuk menjamin ketersediaan air bersih bagi masyarakat.