TINJAUAN TENTANG SENSOR KOLORIMETRI BERBASIS NANOPARTIKEL PLANT-MEDIATED UNTUK DETEKSI POLUTAN: KLASIFIKASI, SINTESIS, MATRIKS, KARAKTERISASI, DAN METODE KUANTIFIKASI

Polutan di lingkungan berevolusi seiring dengan perkembangan zaman, termasuk racun, polutan organik, dan
logam berat dengan efek toksisitas yang berpeluang membahayakan kelangsungan hidup. Sensor sangat
diperlukan untuk pemantauan polutan di lingkungan secara real-time, hemat energi, dan berbiaya rendah. Sensor
kolorimetri berbasis nanopartikel plant-mediated menjadi pilihan karena biaya sintesisnya yang rendah dan
dianggap lebih ramah lingkungan. Pada umumnya nanopartikel diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu nanopartikel
organik, nanopartikel berbasis karbon, dan nanopartikel anorganik. Sintesis beragam jenis nanopartikel ini dapat
dilakukan dengan dua pendekatan, yaitu Bottom to Up dan Top to Down. Nanopartikel plant-mediated dalam
sintesisnya termasuk ke dalam pendekatan Bottom to Up. Matriks ramah lingkungan yang berbasis selulosa dapat
digunakan untuk aplikasi penyensoran berbasis kolorimetri. Bahan berbasis selulosa ini memiliki empat jenis yang
biasanya digunakan sebagai sensor kolorimetri, yakni hidrogel, aerogel, film, dan benang. Nanopartikel yang telah
disintesis perlu ditentukan ukuran dan bentuk sebagai karakter paling mendasar dari nanopartikel. Pendekatan
Euclidean Distance akan digunakan untuk metode kuantifikasi warna dengan mengonversi warna menjadi nilai
color space. Adapun jenis color space yang umum digunakan, yaitu RGB, HSV, HSL, dan CMYK.