KAJIAN YURIDIS TERHADAP WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN PEMBIAYAAN INVESTASI DI PT ARTHAASIA FINANCE (STUDI KASUS ATAS PUTUSAN PENGADILAN NEGERI BOJONEGORO NOMOR 57/Pdt.G/2023/PN Bjn)

Perjanjian pembiayaan investasi merupakan salah satu bentuk perjanjian dalam hukum perdata yang sering digunakan dalam dunia bisnis dan ekonomi. Perjanjian ini bertujuan untuk memberikan pendanaan kepada pihak yang membutuhkan
modal guna pengembangan usaha atau investasi lainnya dengan perjanjian tertentu antara pemberi dan penerima pembiayaan. Di Kabupaten Bojonegoro telah terjadi
perkara yang diputus oleh Pengadilan Negeri Bojonegoro dalam Putusan Nomor 57/Pdt.G/2023/PN Bjn. Kasus ini menarik untuk dikaji karena mencerminkan
bagaimana hukum perdata diterapkan dalam menangani permasalahan wanprestasi
di bidang pembiayaan investasi. penelitian ini mengulas bagaimana peran lembaga
pembiayaan dalam menerapkan sistem mitigasi risiko untuk mengurangi
kemungkinan wanprestasi mencakup penerapan analisis kelayakan kredit yang
lebih ketat, serta penguatan sistem pengawasan dalam implementasi perjanjian
pembiayaan investasi. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan yaitu
pendekatan kasus, pendekatan perundang-undangan, dan pendekatan kopseptual.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perkara wanprestasi dalam Putusan
Pengadilan Negeri Bojonegoro Nomor 57/Pdt.G/2023/PN Bjn berawal dari
kelalaian PT Semar Beton Perkasa selaku debitur dalam melaksanakan kewajiban
pembayaran angsuran secara penuh sebagaimana yang telah diperjanjikan dalam
perjanjian pembiayaan fidusia dengan PT Arthaasia Finance selaku kreditur. Selain
itu pembuktian formil, pelaksanaan kewajiban kontraktual, dan keberadaan itikad
baik menjadi poin kunci dalam penyelesaian perkara wanprestasi dalam
pembiayaan fidusia sebagaimana tercermin dalam perkara antara PT Arthaasia
Finance dan PT Semar Beton Perkasa