Analisis Strategi Pengembangan Usahatani Alpukat di Desa Wonocolo Kecamatan Kedewan Kabupaten Bojonegoro

Alpukat merupakan salah satu jenis buah yang banyak digemari oleh masyarakat. Desa Wonocolo merupakan salah satu daerah penghasil alpukat di Kabupaten Bojonegoro. Budidaya alpukat memiliki potensi untuk dikembangkan, namun masih ada kendala karena faktor internal dan eksternal. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan strategi alternatif dan menentukan prioritas strategis dalam pengembangan budidaya alpukat di desa Wonocolo. Penelitian ini menggunakan metode mix, yang merupakan kombinasi dari metode kualitatif dan metode kuantitatif. Pemilihan lokasi dilakukan dengan sengaja (purposive). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 9 responden. Metode analisis yang digunakan adalah analisis SWOT dan ANP. Akibatnya, faktor kekuatannya adalah kualitas produk produksi, topografi yang sesuai, kepemilikan lahan, modal dari individu, luas lahan yang memadai, faktor lemah, yaitu kesadaran sumber daya manusia yang rendah, sarana dan prasarana yang terbatas, penggunaan teknologi yang masih konvensional, kurangnya kebutuhan air saat kekeringan. Sedangkan faktor peluang berupa meningkatnya permintaan pasar, dukungan pemerintah, dan potensi untuk menjadi komoditas unggulan. Faktor ancaman berupa kekeringan dan cuaca yang tidak menentu, serangan hama dan penyakit serta ketidakstabilan politik menyebabkan kurangnya lembaga pendukung, hasil dari SWOT Matrix memiliki 9 alternatif strategi sedangkan hasil ANP dengan bantuan software Super Decisions diperoleh prioritas strategis, prioritas Strategi dilakukan dengan menggunakan pendekatan ANP (Analytical Network Process). Berdasarkan perhitungan dengan software super decision yang dapat diterapkan dalam pengembangan budidaya alpukat di desa Wonocolo yaitu alternatif strategi SO1 utama yang memiliki nilai tertinggi 0,75 yaitu dengan meningkatkan produktivitas dan kualitas produksi alpukat, dan pada sub strategi yang memiliki nilai tertinggi yaitu pada sub strategi S1, yaitu meningkatkan kemampuan teknis petani alpukat dengan nilai 0,29.