KONTRIBUSI USAHATANI CABAI RAWIT LOKAL TERHADAP PENDAPATAN PETANI JAGUNG DI DESA NGREJENG KECAMATAN GRABAGAN KABUPATEN TUBAN

This study aims to determine the contribution of local bird’s eye chili farming to corn farming. The research location was selected purposively (purposive sampling). The sample consisted of 55 respondents. Data were analyzed using income and contribution analysis. The results showed that the average income from local bird’s eye chili farming among corn farmers in Ngrejeng Village was Rp12.331.102 per planting season, obtained from chili sales after deducting total production costs, including both fixed and variable costs. Meanwhile, corn farming, as the main commodity, generated a higher average income of Rp 18.877.076 per planting season, as it was cultivated on larger land areas and produced higher yields. Although local bird’s eye chili is only a secondary crop, its contribution to the total income of corn farmers reached 39,51 %, indicating that this commodity still provides a significant additional income and helps support the economic sustainability of farming households in Ngrejeng Village.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi usahatani cabai rawit lokal terhadap usahatani jagung. Lokasi ini dipilih secara sengaja (purposive sampling). Sampel dalam penelitian ini sebanyak 55 responden. Analisis data menggunakan analisis pendapatan dan kontribusi. Hasil menunjukkan bahwa Pendapatan usahatani cabai rawit lokal pada petani jagung di Desa Ngrejeng mencapai rata-rata sebesar Rp 12.331.102,- per musim tanam, yang diperoleh dari hasil penjualan cabai setelah dikurangi total biaya produksi, baik biaya tetap maupun variabel. Sementara itu, usahatani jagung sebagai komoditas utama menghasilkan rata-rata pendapatan yang lebih tinggi, yaitu sebesar Rp18.877.076,- per musim tanam, karena diusahakan pada lahan yang lebih luas dan menghasilkan produksi yang lebih besar. Meskipun cabai rawit hanya merupakan tanaman sampingan, kontribusinya terhadap total pendapatan petani jagung mencapai 39,51%, menunjukkan bahwa komoditas ini tetap memberikan tambahan pendapatan yang cukup berarti dan turut mendukung keberlanjutan ekonomi rumah tangga petani di Desa Ngrejeng.