IMPLEMENTASI PENATAAN DAN PEMBERDAYAAN PASAR WISATA BANJAREJO BOJONEGORO

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis implementasi kebijakan penataan dan pemberdayaan Pasar Wisata Banjarejo di Kabupaten Bojonegoro. Latar belakang penelitian ini didasarkan pada pentingnya revitalisasi pasar tradisional sebagai pusat ekonomi kerakyatan yang adaptif terhadap perubahan zaman, khususnya melalui pengembangan konsep pasar berbasis wisata dan budaya lokal. Meskipun pemerintah daerah telah melakukan sejumlah pembangunan fisik dan program pemberdayaan, implementasi kebijakan ini masih belum menunjukkan hasil yang optimal di lapangan
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan menggunakan teori implementasi kebijakan menurut Charles O. Jones yang mencakup tiga dimensi utama, yaitu organisasi, interpretasi/pemahaman, dan penerapan. Teori ini digunakan untuk mengkaji sejauh mana kebijakan tersebut dapat dijalankan secara efektif oleh para pelaksana dan diterima oleh sasaran kebijakan, yakni para pedagang pasar dan masyarakat pengguna. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari segi organisasi, implementasi kebijakan masih menghadapi hambatan koordinasi antarinstansi, kurangnya SDM yang kompeten, serta belum adanya manajemen terpadu antara Dinas Perdagangan dan Dinas Pariwisata. Dari segi interpretasi atau pemahaman, pedagang dan pengelola pasar belum sepenuhnya memahami konsep pasar wisata, sehingga partisipasi dalam program yang ditawarkan masih rendah. Sementara itu, dari segi penerapan, pembangunan fisik memang telah dilakukan, namun pemanfaatannya masih belum optimal, program pemberdayaan belum berjalan secara berkelanjutan, dan strategi promosi masih lemah. Kebijakan ini juga belum didukung oleh sistem evaluasi dan monitoring yang sistematis. Berdasarkan temuan tersebut, dapat disimpulkan bahwa implementasi penataan dan pemberdayaan Pasar Wisata Banjarejo belum terlaksana secara maksimal. Untuk itu, diperlukan penguatan koordinasi lintas sektor, peningkatan kapasitas SDM, edukasi terhadap pelaku pasar, optimalisasi fasilitas yang tersedia, serta promosi dan evaluasi kebijakan yang lebih terarah dan berkelanjutan. Diharapkan, dengan perbaikan dalam aspek-aspek tersebut, pasar wisata dapat benar-benar menjadi pusat ekonomi dan destinasi budaya lokal yang berdaya saing.

Kata Kunci: Implementasi Kebijakan, Penataan Pasar, Pemberdayaan, Pasar Wisata, Charles O. Jones