HUBUNGAN NILAI PENGEMBANGAN (SWELLING) DAN TOTAL HEAVE PADA TANAH EKSPANSIF (Studi Kasus : Desa Pasinan Kecamatan Baureno Kabupaten Bojonegoro)

Tanah ekspansif merupakan jenis tanah yang memiliki potensi perubahan volume tinggi akibat fluktuasi kadar air, yang dapat menyebabkan kerusakan serius pada struktur bangunan dan infrastruktur. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara nilai pengembangan (swelling) dan total heave pada tanah ekspansif, dengan studi kasus tanah dari Kecamatan Baureno, Kabupaten Bojonegoro. Metode yang digunakan meliputi pengambilan sampel tanah secara langsung dari lokasi penelitian, diikuti oleh serangkaian pengujian laboratorium yang mencakup sifat fisik dan mekanik tanah, seperti uji free swelling, kadar air, berat jenis, batas Atterberg, analisis saringan, hidrometer, uji proctor, CBR, dan oedometer. Hasil pengujian menunjukkan kadar air tanah sebesar 40.76%, berat jenis 2,40, batas cair 71,28%, batas plastis 23.14%, indeks plastisitas 48,14%. Nilai kepadatan maksimum uji Proctor tercatat 1,339 gr/cm³ dengan kadar air optimum 24% dan memiliki nilai keaktifan sebesar 2,04. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanah di lokasi penelitian memiliki klasifikasi contoh tanah dalam kategori lempung anorganik dengan plastisitas tinggi atau Lempung gemuk (Flat Clay) dan masuk dalam kategori CH (Clay of High Plasticity). Tanah ini termasuk ke dalam kategori sangat ekspansif (Potensi heave sangat tinggi) dan tidak stabil untuk digunakan sebagai lapisan dasar konstruksi tanpa perlakuan. Potensi pengembangan dan daya angkat yang tinggi, yang erat kaitannya dengan kadar air, plastisitas, dan kepadatan tanah. Hubungan antara nilai pengembangan dan heave teridentifikasi positif, di mana semakin besar nilai swelling, maka semakin tinggi total heave yang dihasilkan. Temuan ini penting untuk dijadikan dasar perencanaan dan mitigasi risiko konstruksi di daerah dengan tanah ekspansif