EFEKTIVITAS PELAYANAN MELALUI ONLINE SINGLE SUBMISSION (OSS) BAGI USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) DI BOJONEGORO

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana efektivitas pelayanan publik melalui sistem Online Single Submission (OSS) bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Kabupaten Bojonegoro. Sistem OSS merupakan inovasi pemerintah yang dirancang untuk menyederhanakan proses perizinan berusaha, terutama dalam penerbitan Nomor Induk Berusaha (NIB), dengan memanfaatkan platform digital yang terintegrasi secara nasional. Melalui sistem ini, diharapkan para pelaku UMKM dapat lebih mudah mengakses layanan legalitas usaha tanpa harus menempuh proses birokrasi yang berbelit-belit. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam, observasi lapangan, dan dokumentasi. Informan dalam penelitian terdiri dari pelaku UMKM pengguna layanan OSS, pegawai Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Bojonegoro, serta pihak pendamping OSS. Analisis data dilakukan dengan tahapan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan, serta didasarkan pada lima indikator efektivitas pelayanan menurut Gibson, yaitu kepuasan, produktivitas, efisiensi, kualitas, dan fleksibilitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi OSS di Kabupaten Bojonegoro belum sepenuhnya efektif dalam mendukung kebutuhan pelaku UMKM. Pada aspek kepuasan, beberapa pelaku UMKM merasa terbantu dengan kemudahan layanan, namun masih terdapat kendala dalam pemahaman teknis dan akses informasi yang terbatas. Pada aspek produktivitas, terjadi peningkatan jumlah UMKM yang memperoleh legalitas usaha melalui OSS, tetapi proses masih memerlukan bimbingan intensif. Aspek efisiensi menunjukkan adanya penghematan waktu dan biaya, terutama bagi UMKM yang sudah familiar dengan sistem digital. Namun, pelaku usaha di wilayah pedesaan masih mengalami kesulitan akses. Aspek kualitas menunjukkan perlunya peningkatan kapasitas petugas pelayanan serta penguatan kualitas informasi yang diberikan. Sedangkan pada aspek fleksibilitas, sistem OSS dinilai belum sepenuhnya adaptif terhadap kebutuhan teknis di lapangan, terutama terkait stabilitas jaringan dan kemampuan pengguna dalam mengakses layanan secara mandiri. Berdasarkan temuan tersebut, dapat disimpulkan bahwa implementasi sistem OSS bagi UMKM di Kabupaten Bojonegoro perlu diperkuat melalui peningkatan literasi digital, sosialisasi berkala, pendampingan langsung, serta penyempurnaan sistem layanan berbasis teknologi. Upaya tersebut diharapkan dapat menciptakan pelayanan publik yang lebih responsif, inklusif, dan berorientasi pada kemudahan akses bagi seluruh pelaku usaha, terutama UMKM sebagai pilar ekonomi daerah.