PENGELOLAAN ANGKUTAN UMUM DI DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BOJONEGORO

Pelayanan jasa transportasi baik dalam kota maupun luar kota
harus dilaksanakan dengan efisien dan efektif. Jasa transportasi darat
yang efisien dan efektif harus memiliki beberapa karakteristik yakni cepat,
aman, memiliki kapasitas yang memadai, bertanggung jawab, murah
dengan harga yang terjangkau. Masih kurangnya akses dan koneksi
trayek angkutan umum yang memadai di Kabupaten Bojonegoro. Hal lain
yang lebih memprihatinkan adalah rata-rata angkutan umum di Kabupaten
Bojonegoro sudah dalam usia yang uzur, terutama armada Lyn.
Kendaraan angkutan umum sebagian besar tercatat keluaran sekitar
tahun 1990 hingga tahun 2002. Belum lagi masalah kenyamanan dan
keamanan yang masih jauh dari ekspektasi masyarakat selaku pengguna.
Melihat dari kondisi pelayanan transportasi angkutan umum Kabupaten
Bojonegoro yang mengalami banyak permasalahan, perlu disadari akan
pentingnya peningkatan pelayanan transportasi publik secara aman dan
nyaman bagi pengguna angkutan umum di Kabupaten Bojonegoro melalui
pengelolaan yang baik. Oleh karena itu, permasalahan tersebut dapat
diangkat kedalam penelitian dengan tujuan untuk mendeskripsikan
pengelolaan angkutan umum di Dinas Perhubungan Kabupaten
Bojonegoro.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan
pendekatan kualitatif. Narasumber (informan) dalam penelitian ini
berjumlah 5 orang, yang terdiri dari 1 orang Kabid, 1 orang Kasi, 1 orang
staf Dinas Perhubungan Kabupaten Bojonegoro, dan 2 sopir angkutan
umum di Bojonegoro. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis data
model Miles, Huberman, dan Saldana dengan pengelolaan data yang
meliputi editing, coding, processing, cleaning, dan tabulating.
Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa pengelolaan angkutan
umum di Dinas Perhubungan Kabupaten Bojonegoro masih kurang baik, di
mana tugas dan fungsi dari tiap bidang dalam dinas tersebut telah
dilaksanakan sesuai dengan Peraturan Bupati Bojonegoro Nomor 80
Tahun 2021 yang mencakup beberapa aspek pengelolaan, seperti
perencanaan, pengorganisasian, mengarahkan, menggerakkan,
memimpin, dan mengendalikan, tapi belum maksimal. Diharapkan kepada
instansi-instansi yang terkait dalam penertiban angkutan umum agar
mereka konsisten terhadap tugasnya masing-masing. Selain itu,
menyarankan kepada sopir-sopir angkutan umum, agar menaati peraturan
angkutan umum agar terciptanya ketertiban berlalu lintas