NILAI TUKAR GDP DAN INFLASI: DAMPAKNYA TERHADAP KEMISKINAN EKSTREM DI INDONESIA

Studi ini secara simultan menganalisis bagaimana nilai tukar rupiah, produk domestik bruto, dan inflasi memengaruhi kemiskinan ekstrem di Indonesia selama periode 2003-2023. Kebaruan dari penelitian ini terletak pada pendekatan jangka panjang yang mengkaji interaksi dinamis ketiga variabel tersebut secara bersama-sama, yang belum banyak dikaji dalam konteks kemiskinan ekstrem di Indonesia. Dampak dari penelitian ini di masa depan diharapkan dapat menjadi dasar bagi kebijakan ekonomi yang lebih komprehensif yang berfokus pada stabilitas nilai tukar, pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan, dan pengendalian inflasi untuk mengurangi kemiskinan ekstrem secara berkelanjutan. Dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan analisis regresi linier berganda, ditemukan bahwa stabilitas nilai tukar dan pertumbuhan PDB mendukung pengurangan kemiskinan, sementara inflasi memperburuk kondisi kelompok rentan. Studi ini menemukan bahwa penguatan nilai tukar dan pertumbuhan PDB memiliki pengaruh yang signifikan dalam mengurangi kemiskinan ekstrim dengan meningkatkan daya beli dan pendapatan masyarakat. Sebaliknya, inflasi justru memperburuk kemiskinan ekstrem dengan menekan daya beli kelompok rentan. Hal ini menekankan pentingnya stabilitas nilai tukar, pertumbuhan ekonomi yang inklusif, dan pengendalian inflasi. Temuan-temuan ini menyoroti perlunya kebijakan yang menjaga stabilitas nilai tukar, mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif, dan mengendalikan inflasi agar dapat secara efektif mengurangi kemiskinan ekstrem di Indonesia. Implikasi dari penelitian ini menunjukkan bahwa pemerintah perlu mengintegrasikan strategi ekonomi yang berfokus pada stabilitas dan pengendalian inflasi dalam kebijakan pengentasan kemiskinan, terutama untuk meningkatkan kesejahteraan kelompok masyarakat berpenghasilan rendah.