PERANCANGAN SEPATU PINTAR BERBASIS SENSOR ULTRASONIK DAN PIEZOELEKTRIK DENGAN KONSEP ENASE UNTUK PENGGUNA PENYANDANG TUNA NETRA

Mobilitas mandiri merupakan hak fundamental yang kerap menjadi tantangan bagi penyandang tunanetra akibat keterbatasan penglihatan. Alat bantu konvensional seperti tongkat putih memiliki keterbatasan dalam deteksi rintangan di ketinggian dan identifikasi detail permukaan. Penelitian ini mengusulkan perancangan sepatu pintar yang mengintegrasikan sensor ultrasonik HC-SR04 untuk deteksi rintangan dan piezoelektrik sebagai sumber energi alternatif serta sensor getaran. Sistem ini dikendalikan oleh mikrokontroler Arduino Nano dan memberikan umpan balik berupa suara buzzer elektronik sebagai alarm peringatan. Konsep ENASE (Efektif, Nyaman, Aman, Sederhana, Efisien) diterapkan sebagai kerangka perancangan dan evaluasi untuk memastikan produk tidak hanya fungsional tetapi juga berorientasi pada pengguna. Pengujian efektivitas menunjukkan sepatu mampu mendeteksi objek dalam rentang 20-60 cm dengan akurasi rata-rata 99,8% hingga 100%, dan memberikan umpan balik buzzer yang konsisten untuk rintangan depan serta perubahan tekstur permukaan. Aspek keamanan terjamin dengan tegangan piezoelektrik yang sangat rendah (rata-rata 0,17-0,27 Volt) dan respon cepat sistem (2-4 detik) saat pengoperasian. Konsumsi daya tercatat 234 mW saat dle dan 570 mW saat buzzer aktif, menunjukkan efisiensi energi yang sesuai untuk perangkat wearable. Hasil kuesioner menunjukkan sepatu berada pada kategori "cukup nyaman" dengan rata-rata skor 3, sementara kemudahan pengoperasian mencapai rata-rata 2 detik, mengindikasikan desain yang sederhana dan intuitif. Secara keseluruhan, sepatu pintar ini terbukti mampu beroperasi secara optimal dan memenuhi kriteria ENASE dalam mendukung mobilitas mandiri penyandang tunanetra.